Kembali Terjadi Tongkang Tabrak Jembatan di Batanghari, Ditpolairud Polda Jambi Panggil Pemilik Torehkan Prestasi Jadi Pelatih Taekwondo, Dansat Brimob Polda Jambi: Suatu Kehormatan dan Kebanggaan Korps Brimob  Rumah Ketua DPW Partai Aceh (PA) Dilempar Bom Molotov  Saat Sidak Di Pasar Villa Kenali, Kapolsek Kota Baru Dapati Harga Kebutuhan Pokok Berangsur Turun.  Gubernur Al Haris Gelar Rapat Optimalisasi Angkutan Batubara Melalui Sungai

Home / Berita

Selasa, 26 Maret 2024 - 21:31 WIB

Takjil Ramadan “Diburu” Semua Kalangan, Titik Temu Antar Agama

Oleh: Khotib Syarbini, SHI

Fenomena “takjil diburu nonis” mencerminkan sebuah perubahan budaya yang menarik dalam masyarakat.

Tradisi takjil, yang dulunya dihadirkan secara khas oleh pedagang-pedagang muslim menjelang waktu berbuka puasa, kini telah menarik minat dari berbagai kalangan, termasuk non-Muslim, sebutan nonis.

Hal ini menunjukkan adanya inklusivitas dan saling penghargaan antaragama dalam masyarakat Indonesia.

Tradisi berbagi takjil sekarang telah menjadi semacam pemandangan umum yang meriah di sepanjang bulan Ramadan, di mana pedagang takjil bersiap menyajikan hidangan lezat bagi semua orang yang berpuasa, tidak peduli apa pun latar belakang agamanya.

Fenomena ini juga menunjukkan semangat persaudaraan dan solidaritas dalam masyarakat.

Ketika non-Muslim juga aktif mencari takjil untuk berbuka, itu bukan hanya tentang mencicipi makanan yang lezat, tetapi juga tentang membangun hubungan yang lebih dekat dengan tetangga, teman, dan rekan kerja yang berpuasa.

Namun, kita juga perlu memastikan bahwa dalam mengadopsi tradisi takjil ini, kita tidak melupakan nilai-nilai asli dari Ramadan, seperti keikhlasan, kedisiplinan, dan kepedulian terhadap sesama.

BACA LAINNYA  Prabowo Subianto di Mata Mohammad Harifar Syafar

Ini adalah kesempatan bagi kita semua, tidak hanya umat Muslim, untuk merenungkan makna Ramadan dan mendekatkan diri pada Tuhan dengan amal perbuatan yang baik.

Fenomena “takjil diburu nonis” merupakan contoh bagaimana budaya dan tradisi bisa menjadi titik temu antaragama dan menguatkan ikatan sosial dalam masyarakat.

Tradisi takjil, yang dulunya eksklusif bagi umat Muslim, kini telah melampaui batas-batas agama dan menjadi semacam perayaan kolektif yang menyatukan semua orang, termasuk non-Muslim, dalam semangat Ramadan.

Perubahan ini mencerminkan inklusivitas yang kuat dan rasa hormat antaragama dalam masyarakat.

Ketika non-Muslim turut serta dalam mencari takjil untuk berbuka, itu bukan hanya tentang mencicipi hidangan lezat, tetapi juga tentang membangun hubungan sosial yang lebih erat dengan tetangga, teman, dan rekan kerja yang berpuasa.

Ini menjadi momen untuk merayakan kebersamaan dan saling berbagi dalam semangat persaudaraan yang menyentuh semua lapisan masyarakat.

Oleh karena itu, sambil menikmati takjil, penting bagi semua orang untuk merenungkan makna Ramadan dan meningkatkan kepedulian terhadap sesama.

BACA LAINNYA  Selama Tahun 2023, Ditlantas Polda Jambi Tindak 629 Pelanggar Angkutan Batu bara Tak Ikuti Aturan

Ini adalah contoh bagaimana budaya lokal dapat menjadi titik temu bagi semua orang, tanpa memandang agama atau latar belakang.

Dalam suasana Ramadan, semangat saling menghormati dan bekerjasama untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik menjadi semakin nyata.

Aktifitas ini menandai langkah maju dalam mewujudkan masyarakat yang inklusif, berempati, dan saling mendukung.

Sebagaimana yang disebutkan dalam Quran Surah Al-Hujurat ayat 13

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْاۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ ۝١٣

Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahateliti.

Ini adalah gambaran positif dari pluralitas Indonesia yang kaya akan keberagaman dan toleransi antarumat beragama. (*/Jurnalis)

Print Friendly, PDF & Email

Share :

Baca Juga

Berita

Sekda Budhi Hartono Sambut Kunjungan Kerja Anggota DPR-RI Komisi V H.Bakri

Berita

Puluhan Calon PPPK Datangi DPRD Muaro Jambi, DPRD Minta”Agar Honorer Yang Masa Pengabdian Lebih Lama Diprioritaskan.

Berita

Terima Kunjungan TK Puja Kusuma, Anak-anak Dikenalkan Asal Usul Satuan Brimob

Berita

Soal Bisnis di Balik Penjara Versi Tio Pakusadewo, Karutan Cipinang : Informasi Menyesatkan

Berita

Pasar Modal, Tempat Bertransaksi Produk Investasi

Berita

Operasi Zebra Siginjai 2021, Ditlantas Polda Jambi Dapati 9 Pelanggaran Dan Langsung Ditindak

Berita

ACE-YS Siap Digelar, Dorong Indonesia Menjadi Pemimpin Industri Kreatif di Kancah Regional

Berita

Polres Muaro Jambi Gelar Sholat Ghaib dan Doa Bersama untuk Korban Gempa Bumi di Cianjur