JAMBI – Sebelumnya sempat viral video di sosial media terkait aktivitas diduga pekerja seks komersial (PSK) di kawasan eks lokalisasi Payo Sigadung atau dikenal sebagai “Pucuk” di Kelurahan Rawasari, Kecamatan Alam Barajo, Kota Jambi.
Viralnya video tersebut, pihak pemerintah Kota Jambi melalui Satpol PP juga telah melakukan razia di kawasan Pucuk tersebut. Namun tidak ditemukan ada aktivitas PSK saat itu.
Meskipun begitu, pemerintah Kota Jambi melalui Dinas Sosial Kota Jambi terus akan melakukan pemantauan terkait dugaan aktivitas PSK di kawasan Pucuk tersebut.
Dalam hal ini, Dinas Sosial Kota Jambi telah berkoordinasi dengan pihak Satpol PP dan Polresta Jambi.
“Sebelumnya sempat dilakukan razia oleh Satpol PP Kota Jambi, namun tidak ditemukan aktivitas malam (PSK, red) dilapangan. Apa mungkin razianya sudah bocor atau seperti apa kita kurang tau,” kata Kepala Dinas Sosial Kota Jambi Noviarman, Minggu 27 Agustus 2023.
Namun kata Noviarman, secara terus menerus, pihaknya bersama Satpol PP dan pihak Kepolisian akan terus melakukan pemantauan lapangan pada eks lokalisasi Payo Sigadung tersebut.
Pihaknya selaku Dinas Sosial sebut Noviarman, lebih berperan pada kegiatan pasca penjaringan.
“Pasca penjaringan itu kita lakukan pembinaan, kemudian dilakukan asesment oleh psikolog dan terkahir (PSK) dipulangkan ke daerah asalnya,” ujarnya.
Diketahui aktivitas eks lokalisasi Payo Sigadung yang berada di kawasan Kelurahan Rawasari, Kecamatan Alam Barajo, Kota Jambi, diduga masih menggeliat.
Eks lokalisasi tersebut sudah lama menjadi perhatian masyarakat, karena aktivitas wanita malamnya masih ada.
Beberapa video yang menunjukkan adanya dugaan aktivitas Pekerja Seks Komersial (PSK) dikawasan tersebut, juga sudah ramai di media sosial.
Ini tentu menjadi perhatian. Pasalnya sejak beberapa tahun belakangan, aktivitas di sana telah ditutup.
Sebelumnya, Wali Kota Jambi Syarif Fasha mengatakan, dirinya sudah perintahkan Satpol PP, Dinas Sosial dan OPD terkait di Pemkot Jambi untuk memetakan kembali kawasan tersebut.
“Dan diminta berkoordinasi dengan TNI-Polri, untuk memetekan kembali kawasan tersebut. Pondok-pondok mana yang masih aktif,” katanya.
Kata Syarif Fasha, hal tersebut mesti harus dipetakan dahulu, tidak bisa langsung masuk untuk menangkap.
“Biasanya mereka disana hanya nongkrong, tapi mereka tinggalnya ditempat penduduk. Makanya kita mau intip dulu, tinggalnya dimana. Dalam waktu dekat, atau bulan ini sudah ada aksi,” ungkap Sayrif Fasha.
Kata Syarif Fasha, pemerintah tetap memperhatikan informasi tersebut. Dirinya berharap masyarakat tidak terus memviralkan berbagai informasi yang belum benar keabsahannya.
“Kita harap warga bisa menghubungi Call Center 112 atau lainnya. Karena kalau sudah viral, kadang apa yang hendak dilakukan pemerintah tidak bisa maksimal,” pungkasnya. **