Torehkan Prestasi Jadi Pelatih Taekwondo, Dansat Brimob Polda Jambi: Suatu Kehormatan dan Kebanggaan Korps Brimob  Rumah Ketua DPW Partai Aceh (PA) Dilempar Bom Molotov  Saat Sidak Di Pasar Villa Kenali, Kapolsek Kota Baru Dapati Harga Kebutuhan Pokok Berangsur Turun.  Gubernur Al Haris Gelar Rapat Optimalisasi Angkutan Batubara Melalui Sungai Sambut Tahun Baru 2024, Yamaha Luncurkan LEXi LX 155 “Simple but MAXi”

Home / Berita

Rabu, 12 Oktober 2022 - 19:42 WIB

dr. Triana Budi Sulistya SpM(K) : Gas Air Mata Tidak Menyebabkan Kebutaan

Bidik Indonesia News, MALANG KOTA – Efek dari gas air mata bisa dirasakan sejumlah korban tragedi Kanjuruhan hingga beberapa waktu ke depan. Yang paling umum yakni mata memerah.

 

Keterangan itu diperkuat pernyataan dr. Triana Budi Sulistya SpM(K), salah satu dokter spesialis mata di RSAA Kota Malang.

 

Secara umum kata dr. Triana Budi gas air mata ini akan berpengaruh pada mata tergantung pada 3 hal yaitu jumlah yang terpapar, lamanya terpapar dan penanganan awal pada saat trauma.

 

Semakin sedikit yang terpapar, semakin sedikit waktu terpapar serta penanganan awal yang baik, dampak yang terjadi akan sangat minimal.

 

“Itu bisa menyebabkan erosi (luka) pada sel epitel (sel permukaan) kornea,tapi erosi itu bisa sembuh dalam waktu 24 sampai 48 jam,” kata dokter spesialis mata di RS. Saiful Anwar Kota Malang ini.

BACA LAINNYA  Liga Santri PSSI Tahun 2022 Piala Kasad Resmi Bergulir Di Wilayah Jambi

 

Menurutnya jika terjadi pendarahan subkonjungtiva, atau pendarahan di bawah selaput lendir mata, efeknya memang agak parah.

 

“Biasanya, mata bakal memerah hingga dua sampai tiga pekan,”tambah dr.Budi di Malang, Selasa(11/10/22).

 

Namun demikian lanjut dr.Budi pendarahan (subkonjungtiva) itu masih dalam tahap aman, dan tidak menyebabkan kebutaan.

 

“Kecuali ada faktor lain,seperti cedera pada bagian otak atau cedera di kepala,” tambah dokter yang juga berpraktik di Malang Eye Center (MEC) tersebut.

 

Pria yang akrab disapa Budi ini menjelaskan bila mata memerah bisa disebabkan berbagai faktor.

 

Selain dari paparan gas air mata, bisa juga berasal dari pukulan dan mengejan yang terlalu kuat.

BACA LAINNYA  Dandim 0415/Jambi, Pastikan Logistik Pemilu 2024 Aman

 

Dia menyebut bila sejumlah korban tragedi Kanjuruhan yang datang ke tempatnya mengalami multiple trauma atau cedera di lebih dari satu sistem organ. Jadinya sulit untuk menyimpulkan penyebab mata merah yang terjadi pada korban.

 

Ia menyebutkan ada 2 pasien tambahan dengan exposure keratitis dimana ini bukan semata-mata disesbabkan oleh gas air mata, akan tetapi bisa terjadi pada pasien dengan kesadaran menurun, yang kelopak matanya tidak dapat menutup sempurna, sehingga terjadi infeksi kornea (keratitis).

 

Secara umum, Budi memastikan bila dampak dari paparan gas air mata bukan sesuatu yang membahayakan, atau bisa menyebabkan kebutaan. (**)

Print Friendly, PDF & Email

Share :

Baca Juga

Berita

Pangdam II/Sriwijaya Bersama Danrem Gapu Dampingi Presiden Jokowi Tinjau Pasar Talang Banjar

Berita

Diduga Gudang Minyak Tanpa Izin Habis Terbakar Di Jalan Lingkar Barat

Berita

HUT GARPU Yang Pertama, DPW GARPU Jambi Gelar Do’a Bersama Disertai Pemotongan Tumpeng

Berita

Warga desa Muaro ketalo kecamatan Tebo Ilir, Blokir Jalan Bagi Kendaraan PT Makin

Berita

Jaksa Eksekusi Terpidana Kasus Pajak Direktur PT. PIS

Berita

Kemenkumham Terima Opini WTP 14 Kali Berturut-turut

Berita

Giliran SPBU Tanah Kampung Disidak Satreskrim Polres Kerinci

Berita

PPK Kecamatan Idi Tunong Aceh Timur Sudah Selesai Dan Rampung Pleno