Sungai Penuh – Berbeda pilihan politik seharusnya dianggap wajar dalam masyarakat yang demokratis. Namun, ketika minoritas menjadi korban intoleransi atau diskriminasi, itu menciptakan ketidakadilan.
Penting untuk memperjuangkan hak-hak semua individu, memastikan bahwa setiap orang dapat menyuarakan pendapatnya tanpa merasa tertekan atau terancam. Masyarakat perlu bersatu untuk melawan sikap diskriminatif dan menciptakan lingkungan yang inklusif.
Kini, Beda politik di Kota Sungai Penuh Warga minoritas (pendatang) malah menjadi tekanan dari oknum oknum simpatisan pendukung salah Paslon Walikota Sungai Penuh Ahmadi Zubir dan Fery satria.
“Iya, tadi mereka datang ke rumah dan mendongkrak pintu, dengan bahasa ‘pergi dari sungai penuh’,” ujar Ulfa.
Lebih lanjut, kata Ulfa, Kami telah mendatangi Polres Kerinci berharap perlindungan dan keamanan keluarga, Alhamdulillah direspon positif Pihak Polres Kerinci dan besok akan ditindaklanjuti.
“Alhamdulillah, pihak polres Kerinci merespon positif akan menindaklanjuti laporan, dan menjamin keamanan kenyamanan,”ujarnya lagi.
Diketahui, Ulfa merupakan Milenial Keren yang sangat aktif dalam kegiatan Paslon Antos-Lendra no urut 3.
Sementara itu, Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Sungai Penuh Antos-Lendra melalui calon Walikota Alvia Santoni, ke media ini, menyayangkan sikap arogan oknum oknum yang telah mengintimidasi pendukung No Urut 3.
“Mudah mudahan, pihak Polres Kerinci segera melakukan tindak lanjut agar proses Politik di Kota Sungai Penuh berjalan aman nyaman untuk seluruh masyarakat,”harap Mantan Ketua STIE SAK Antos.
Antos juga menghimbau kepada seluruh tim pemenangan, simpatisan relawan pendukung dan Milenial Keren agar tetap tenang, tetap berpolitik cerdas santun dan jangan takut melapor jika ada tindakan tindakan yang membuat kebebasan demokrasi di halang.
“Tetap santun, Cerdas dan jangan takut melapor demi mewujudkan Demokrasi bebas menentukan pilihan,”pungkasnya.
Dewi Wilonna